Kamis, 14 Agustus 2008

Pak Sumantri

PAK SUMANTRI
Oleh :Drs.Yani Santoso
email: yanisantoso@ymail.com


Cerpen ini pernah dimuat di majalah Media Bulan Mei 2005

Sudah bertahun – tahun kebiasaan seperti ini dilakukan Pak Sumantri.Berdiri dekat tiang besar terbuat dari tembok di teras depan sekolah .Matanya menatap setiap murid yang datang dan membalas anggukan kepala dari pengantar yang menghormatinya. Murid – muridpun menghampiri dan mencium tangannya .
Begitu bel tanda masuk berbunyi , Pak Sumantri bergegas masuk ruang guru untuk mengambil tas dan menuju lantai 3 dengan langkah tidak seringan dulu , waktu awal – awal mengajar di sekolah ini 25 tahun yang lalu . Pak Sumantri masuk kelas 6 berdiri di posisi tengah kelas dan disambut doa pembuka serta penghormatan murid.Saat-saat seperti ini dirinya merasa diperlakukan seperti manusia terhormat dan sepertinya murid-muridnya berharap harta tak ternilai berupa ilmu pengetahuan dari Pak Sumantri . Harta yang bisa merubah status soaial ekonomi manusia tetapi tidak merubah status ekonomi Pak Sumantri .Status sosial Pak Sumantri memang terpandang tetapi status ekonominya sampai sekarang belum menunjukkan kemajuan .
Dua puluh lima tahun sudah karier sebagai guru sekolah dasar swasta di jalaninya. Cita-citanya sebagai guru negeri tidak pernah kesampaian bukan karena Pak Sumantri tidak cakap tetapi Pak Sumantri korban dari jaman yang penuh permainan uang dan kekerabatan .Saat jaman berubah usia Pak Sumantri sudah tidak memenuhi syarat untuk menjadi guru negeri . Pak Sumantri tetap Pak Sumantri guru kurus , pintar yang selalu ikhlas mengajar .Sudah banyak murid terbuka jalan hidupnya .Berbagai profesi sudah disandang muridnya .Kesuksesan materi banyak yang direngkuh muridnya .Pak Sumantri tetap Pak Sumantri guru yang selalu membanggakan muridnya yang berhasil dan akan meneteskan air mata bila muridnya hidupnya susah.
Sekarang usia Pak Sumantri mencapai 52 tahun tetapi penampilannya sudah lebih tua dari usianya .Diraut wajahnya nampak guratan – guratan ketuaan seakan menanggung beban hidup yang amat berat .Di tengah kondisi ekonomi yang sulit ,Pak Sumantri bekerja sendiri .Istrinya disibukkan dengan urusan merawat anak dan rumah tangganya. Pak Sumantri benar-benar tiang rumah tangga . Anaknya tiga ,belum ada yang bekerja bahkan yang paling tuapun masih duduk di sekolah kejuruan pinggiran kota .Anak kedua dan ketiga masih duduk di sekolah dasar .Waktu baru lulus sekolah guru Pak Sumantri jadi guru di desa terpencil hingga larut dalam tugas dan terlambat menikah .
Saat istirahat , Pak Sumantri tampak termenung seakan ada masalah yang disembunyikan . Diajak bicara rekan gurupun dijawabnya sekedar basa-basi.Pak Sumantri memang pandai menyembunyikan perasaannya .”Pak Sumantri ditunggu ibu Kepala Sekolah “kata bu Wati tata usaha sekolah .”Baik, bu jawabnya .Pak Sumantri bergegas menuju ruang kepala sekolah . Diceritakanlah masalah kontrak rumah yang harus segera dibayarnya .Pak Sumantri mendapat pinjaman yang harus diangsur 12 kali .Pak Sumantri bergegas keluar menuju kelas enam .Murid- murid menunggu guru kesayangannya .Pak Sumantri mengajar dengan bersemangat sambil melupakan beban hidup yang menghimpitnya .Segala kemampuannya dikerahkan agar murid mudah mengerti isi pelajaran yang disampaikan .Pak Sumantri memandang murid-muridnya sambil tersenyum puas tanda keberhasilan mengajarnya .
Saat sekolah usai Pak Sumantri bergegas ketempat parkir sepeda motor guru mengambil sepeda motor miliknya yang warnanya sudah memudar .Seolah – olah ada yang harus cepat disampaikan kepada istrinya . Sesampainya di rumah , uang pinjaman dari sekolah langsung diberikan kepada istrinya untuk secepatnya disampaikan ke pemilik rumah .Tanpa sempat berlama- lama istirahat Pak Sumantri siap memberi tambahan pelajaran ,Pak Sumantri memberi tambahan pelajaran tanpa menentukan besarnya biaya bulanannya .Waktu untuk keluarga dilaluinya sambil koreksi .Sampai larut malampunpersiapan mengajarnya dikerjakan dengan baik .Kelelahan demi kelelahan tidak pernah dirasakannya .Semua hidupnya dicurahkan untuk murid dan sekolah .Kemajuan murid dan sekolah selalu dipikirkannya sampai terbawa mimpi.
Hari ini Pak Sumantri tidak berdiri diteras depan seperti biasanya .Pak Sumantri duduk sambil memijit-mijit kepalanya di ruang guru .Semalam Pak Sumantri cerita sama istrinya kalau badannya capek dan pusing .
Bel tanda masuk sekolah berbunyi ,Pak Sumantri beranjak dari tempat duduknya sambil menenteng tas tuanya .Jalannya tidak seperti kemarin .Perlahan –lahan sambil berpegangan pada pegangan tangga . Pak Sumantri memaksa dirinya berdiri diposisi tengah kelas dan disambut doa pembuka dan penghormatan .Disembunyikannya rasa sakitnya agar muridnya bisa menerima pelajarannya dengan baik . Tanpa terasa waktu istirahat tiba .Pak Sumantri berjalan perlahan-lahan .Sesampainya di lantai 2 ,badan Pak Sumantri tertabrak Donni anak kelas enam yang berkejar-kejaran dengan Indra .Pak Sumantri jatuh berguling – guling .Badan,tangan dan kakinya tak bisa digerakkan .Jeritan murid-murid mengundang guru-guru yang sedang istirahat langsung membubarkan diri danmemberikan pertolongan . Pak Sumantri diangkat guru-guru dan dimasukkan kedalam mobil antar jemput sekolah untuk segera dibawa ke rumah sakait umum .
Sambil menunggu hasil pemeriksaan dokter ,ibu Kepala Sekolah dan guru-guru yang mengantar tanpa terasa meneteskan airmata .Dokter menyatakan Pak Sumantri terkena stroke .Ibu Kepala Sekolah tak kuasa menahan tangisnya .Dari kejauhan nampak ibu Sumantri menuntun Wahyu anak ketiganya berjalan cepat menghampiri ibu Kepala Sekolah.Keduanya tanpa bisa berkata-kata , menangis sambil berpelukan .
Sudah seminggu Pak Sumantri di rumah sakit .Berbagai macam obat dan suntikan sudah diberikan tetapi tanda-tanda kesembuhan belum tampak .Biaya semakin membengkak dan pihak yayasan tidak menanggung seluruh biayanya .Simpati rekan kerja dan wali murid sedikit meringankan . Ibu Sumantri menangis tak henti – henti .Ibu Sumantri mulai kebingungan biaya.Dua mantan murid berpakaian rapi menghampiri dan menjabat tangan ibu Sumantri .Dua mantan murid yang aroma wewangiannya menyegarkan ,mendekat dan memegang tubuh Pak Sumantri yang tergolek tidak berdaya.Diusapnya kening Pak Sumantri dengan rasa sayang .Pak Sumantri tersenyum memandang dua mantan muridnya .