Senin, 11 Agustus 2008

KEHAMPAAN JIWA SANG KORUPTOR

R E S E N S I

JUDUL NOVEL : K O R U P S I
PENGARANG : PRAMUDYA ANANTA TOER
PENERBIT : MAJALAH KEBUDAYAAN “ I N D O N E S I A “
No. 4 TH Ke V- April 1954. (edisi khusus)
B.M.K.N.
TAHUN TERBIT : 1954
HALAMAN : 80 (HAL 165 – HAL 245)


Oleh : Yani Santoso (jemblonk) yanisantoso@ymail.com


KEHAMPAAN JIWA SANG KORUPTOR


“Rupa-rupanya sekali telah melangkahkan kaki di gelanggang korupsi , orang tak ada melihat jalan kembali .Ingin aku mengetahui bagaimana tingkah lakuku pabila mendapat kesempatan menjadi menteri yang bertugas untuk memberantas korupsi .Pasti ini merupakan peperangan yang hebat tetapi lebih banyak memerangi keluar dan melindungi kedalam .Atau mungkin juga harus cepat-cepat angkat kaki dari jabatanku , atau mempergunakan kesempatan itu untuk menolong diri sendiri .Tetapi yang akhir ini aku kira tidak mungkin ,karena akhirnya jiwa tambah kacau balau dan mungkin dalam sebentar waktu terus menjadi gila dan mati di rumah sakit Grogol sebagai binatang ajaib yang bisa bicara.”(hal 220).
Lima puluh empat tahun yang lalu Pram tentunya juga seperti masyarakat Indonesia lainnya sudah gerah melihat korupsi .Dengan kepiawaiannya, Pram menyoroti korupsi dilingkungan pegawai negeri.Semua masyarakat tahu kalau profesi pegawai negeri bukanlah profesi yang menjajikan kekayaan berlimpah bahkan bagi pegawai negeri golongan rendah malah banyak yang hidup kekurangan.Kenyataan mengatakan lain ,pegawai negeri erat hubungannya dengan kekuasaannya mempunyai potensi untuk melakukan korupsi .Setiap korupsi selalu dimulai dari yang kecil dan menggelinding bagai bola salju menjadi besar sekaligus menggelincirkan orangnya menjadi koruptor.
Cerita dimulai dari keluarga pasangan Bakir dan Mariam dengan keempat anaknya , Bakri , Bakar , Badri dan Basirah .Dua puluh tahun sudah Bakir mengabdi menjadi pegawai sejak dari magang sampai jadi pegawai negeri .Menjadi seorang pegawai negeri adalah impiannya sejak remaja karena bakal terhormat dan bisa menjadi pejabat .Tetapi kenyataan berkata lain setelah dua puluh tahun mengabdi hidup Bakir tidak beranjak dari kekurangan .
Himpitan ekonomi , pengaruh gaya hidup mewah dan lemahnya sistem hukum menyebabkan timbulnya niat korupsi bagi orang yang lemah iman tetapi mempunyai kesempatan dan kekuasaan untuk melakukan korupsi .
Bila niat dan kemauan korupsi sudah muncul segala macam nasihat orang yang dicintaipun diabaikan dan justru dianggapnya sebagai penghalang untuk melaksanakan niat korupsinya .Seperti yang dialami Bakir.Istrinya tak henti- henti mengingatkan “kalau benteng kejujuranmu telah tembus untuk pertama kali ,ia mulai mengurus dengan suara berdaulat , engkau akan menyerah .Terus menyerah pada nafsu-nafsumu dan engkau tidak akan memiliki bentengmu lagi .Cuma tenaga diluar dirimu saja yang bisa menolongmu “.Hanya satu yang ditakuti Bakir yaitu media massa .Saat itu media massa yang popular hanyalah surat kabar .Bakir ngeri membayangkan namanya terpampang dalam surat kabar . Surat – surat kabar itu bisa berkaok-kaok Sampai- sampai Bakir berpikir alangkah baiknya kalau di dunia ini tidak ada surat kabar selembarpun .Dan seandainya Bakir berkuasa ia akan bertindak menjadi dictator yang melarang tiap tulisan yang menentang kemauannya .
Di era itu cara- cara korupsi yang digunakan tidak jauh berbeda dengan cara- cara sekarang .Mulai dari menjual barang-barang kantor , memalsukan kwitansi , minta komisi sampai memalsukan harga .
Mulanya korupsi selalu memberikan kemewahan dan perubahan gaya hidup termasuk Bakir yang hidup bergelimang kemewahan dan memasuki pergaulan- pergaulan baru ,tetapi setelah itu kehampaan-kehampaan jiwa dan ketakutan- ketakutan selalu mengejarnya .
Korupsi bukanlah sekedar hidup mewah ,ada sesuatu yang harus ditebus dengan penyiksaan batin dan jiwa merana seperti yang diungkapkan Bakir :inilah duniaku yang sempit ini.Inilah jantungku yang terus menggigil oleh ketakutan dan kecurigaan ..Mengapa aku harus hidup dalam ketakutan dan kecurigaan ?Memang untuk memperoleh uang dan kemewahan ini aku telah kehilangan segala-galanya .Juga harapan orang tuaku dahulu beserta pendidikannya kini telah lenyap !yang tinggal hanya kesempatan untuk memulai jalan baru kembali tetapi untuk itu umurku yang telah tua ini tidak memungkinkan .
Waktu kujengukkan kepalaku keluar jendela , nampak mobilku yang tadinya menjadi kebanggaan yang tiada tara kini mengeram kaku seperti ayam kena flu burung. Aku jijik melihatnya , jendela kututup dan kurebahkan kembali badan di ranjang .Untuk memiliki segumpal logam itu aku sudah mengorbankan hidupku juga .Aku akui kini :aku kalah!aku salah ! Isteri dan anak- anakku yang benar .Mereka benar sekalipun tidak
memuja kebenaran itu dan mempropagandakannya kepadaku .Dan untuk menyaksikan kebenaran mereka itu aku harus jadi begini!
Bakir merasakan semua harus ada tebusannya .Harga tebusannya tidak murah ,batin yang tersiksa , jiwa yang tersayat dan harga diri yang berada di titik nol .Penyesalan memang datangnya diakhir .Bau bangkai tidak bisa ditutupi dan tambah lama ditutupi baunya semakin menyengat .Seorang koruptor tidak bakal dengan mudah dijerat hukum .Kepiawaian dan segala kelicikan pastilah digunakan untuk menghilangkan segala bukti yang ada .Hanya ada satu kekuatan yang bisa menyeretnya hingga tergelincir dan mengantarkannya ketempat gelap , pengap, sempit dengan jeruji- jeruji besi nan kokoh. Semua orang tidak mencita-citakan untuk tinggal didalamnya bahkan kalau kuasa menolak diberi mimpipun tidak mau tinggal di tempat itu .
Bakir tertangkap akibat uang palsu dan menyeret pengakuan korupsinya .Bakir merenung ditengah dinding sempit penjara .Mariam istrinya menjenguk dan berkata “Engkau,katanya bagaimanapun juga adalah suamiku .Biarlah aku dan anak-anakmu tak engkau ajak bersenang ,tetapi didalam duka ini engkau tetap suamiku ,engkau tetap ayah dari anak-anakmu .Setidak-tidaknya engkau telah memberi contoh yang tepat pada anak-anakmu apa sesungguhnya yang tidak boleh diperbuat “.
“KORUPSI” memang layak menjadi bahan diskusi .Membaca novel “KORUPSI”di saat tepat seperti sekarang ini merupakan wawasan berharga untuk memperkaya batin dan iman rekan – rekan sejarah 1984 yang sedang mendapat amanah menduduki jabatan tertentu atau rekan-rekan sejarah 1984 lainnya yang sedang menapak untuk meraih jabatan agar senantiasa ingat akan arti pengabdian dan selalu berdoa agar dijauhkan dari segala macam godaan yang bisa menjerumuskan menjadi kehinaan .