Sabtu, 20 September 2008

Pojok Puisi

PUISI YANG TERSISA TH 1984
Oleh Sugeng Riyadi

EBTAKU
Detak-detak jantung berlalu pagi ini,
Sejuta rasa mengalir di ujung pena
Gores demi gores
Menyelimuti huruf-huruf dewasa
Matematik,
Sulitnya kayak naik bulan

TB+ HD,
Sulitnya kayak menghadapi pacar yang lagi ngambek,
Dan PMP,
Persis kayak novel
Ketika aku berpandang pada naskah bahasa inggris
AKU DAMPRAT HABIS-HABIS , kan aku bukan orang inggris ?
Barang kali saja
Ini adalah perjalanan
Direntetan usia
Yang selalu bikin berdebar-debar
Dalam lintasan jembatan nasib
ATAU AKU YANG KELEWAT BODOH ?
Padahal waktu selalu kupungut
Kadang mataku tetlalu lelap
Bermesraan dengan doktrin-doktrin sekolah
Andai ini bukan tuntutan
Lebih asyik mohon pada Tuhan
Agar kiamat dijatuhkan hari ini
Meski aku belum sempat nikah
Dan aku mengawali kenal sama Malaikat Ridwan
Biar dapat prioritas
Aku bisa masuk surga
Tanpa Ebtanas
Moker 13 April 1984


PRASASTI BUMI KETINTANG

Aku benci senyummu
Aku benci sinar matamu
Aku benci lengking tawamu
Aku benci desah suaramu
Aku membencimu
Sugeng Riyadi Nop ‘ 84