Puisi Takarrub
sobat...
tinggalkan urusan dunia
tehnologi canggih
mari bersimpuh dihadapan Allah
saat ini di dusun yang sepi
di kaki gunung
di tengah sawah
di hamparan rumput nan hijau
kami takarrub
tuk bersujut di kakiMu
mengakui dosa-dosa
Tahajut
24 jam kita mengarungi kehidupan
nikmatnya pelukan suami istri
saatnya nanti tiba
lepasnya jiwa dan raga
itulah awal kehidupan yang hakiki
Sudahkah sobatku
menyisihkan waktu itu
Yaitu sepertiga malam terakhir
untuk mensyukuri karunia
yang telah sobat nikmati
Nikmatnya dan damainya bila
bisa melaksanakan tahajjut
hingga terdengar suara adzan subuh
Puisi 100 Tahun Kebangkitan Nasional oleh Deddy Mizwar
Bangkit itu susah.........
Susah melihat orang lain susah
Senang melihat orang lain senang
Bangkit itu Takut.........
Takut Korupsi Takut makan yang bukan haknya
Bangkit itu Mencuri.......
Mencuri perhatian dunia dengan prestasi
Bangkit itu Marah.........
Marah bila martabat bangsa dilecehkan
Bangkit itu malu..........
Malu menjadi benalu Malu minta melulu
Bangkit itu Tidak ada.....
Tidak ada kata menyerah
Tidak ada kata putus asa
Bangkit itu aku...........
aku untuk INDONESIAKU
Sujudku
Malam merangkak perlahan
Menapaki kegelapan nan kelam
Bulan bertengger mengepakkan sayap
Ditemani bintang yang menebar pesona
Dalam sunyinya malam
Kucoba bangkit dari lelap
diantara mata yang terpejam
Kusentuh dinginnya air suci-MU
diantara mimpi yang melintas
Kugelar sajadah di hamparan
kasih-MU
Ku tatap nur-MU
Yang berkilau bak mutiara
Ku bersimpuh dan bersujud
Di hadapan-MU yang Maha Tahu
Diantara butiran tasbihku
kusebut asma-MU
Yang menggetarkan kalbuku
Dalam isak tangisku
Kuratapi dosa-dosaku
Dalam rekaat-rekaatku
Ku nyanyikan pujian-pujianku
tentang MU
Bersama lantunan doaku
Ada kedamaian disana
Yang tak pernah ada
diantara kepingan harta
Ya maulana...
terimalah sujudku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar